Provinsi: Sulawesi Selatan

Sulawesi Selatan merupakan provinsi yang terletak di bagian Selatan pulau Sulawesi. Pusat pemerintahan berada di kota Makassar. Luas wilayah daerah ini sebesar 46.717,48 Km2. Provinsi ini berbatasan langsung dengan Sulawesi Tengah dan Barat pada bagian utara.

Bagian sebelah timur berbatasan dengan Teluk Bone serta Sulawesi Tenggara. Di bagian selatan berbatasan dengan Laut Flores dan bagian barat berbatasan dengan Selat Makassar. Sebelum Proklamasi Kemerdekaan RI, wilayah Sulawesi Selatan terdiri dari sejumlah kerjaan yang berdiri sendiri dan mendiami empat etnis yaitu Mandar, Toraja, Bugis, dan Makassar.

Ada tiga kerajaan besar yang memiliki pengaruh cukup luas yaitu Bone, Gowa, dan Luwu yang mencapai kejayaannya dan sudah melakukan hubungan perdagangan serta persahabatan degan bangsa India, China, Melayu, Arab, dan Eropa.

Setelah kemerdekaan, UU Nomor 22 Tahun 1950 menyatakan bahwa Sulawesi Selatan telah menjadi provinsi Administratif Sulawesi dan selanjutnya pada tahun 1960 menjadi daerah otonomi Sulawesi Selatan dan Tenggara. Provinsi Sulawesi Selatan mempunyai beragam suku bangsa.

Tiga suku bangsa yang paling dominan di wilayah ini adalah Toraja, Makassar, dan Bugis. Selain itu, ada juga suku lainnya seperti Duri, Maiwa, Mandar, Endekan, Kajang, Pattae, Pattinjo, atau Konjo.

Bahasa Bugis menduduki peringkat pertama dengan penutur terbanyak di wilayah Sulawesi Selatan. Hal inilah yang membuat masyarakat daerah setempat memiliki logat yang khas.

Bahasa Bugis banyak dituturkan di wilayah tengah Semenanjung Selatan Sulawesi terutama Kabupaten Bone, Sinjai Sidenreng Rappang, Pinrang, Barru, Wajo dan Kota Parepare.

Selain bahasa Bugis, masyarakat wilayah ini juga ada yang menggunakan bahasa lain seperti Bahasa Makassar, Bahasa Kanjo, Bahasa Selayar, Bahasa Toraja, Bahasa Duri, Bahasa Enrekang, Bahasa Maiwa, dan Bahasa Tae.

Mayoritas masyarakat di Sulawesi Selatan adalah beragam muslim, kecuali Kabupaten Tanah Toraja dan sebagian daerah Kabupaten Luwu Utara. Kebiasaan yang sangat dikenal di wilayah ini disebut dengan Mappalili.

Mappalili (Bugis) atau Appalili (Makassar) berasal dari kata palili yang artinya adalah menjaga tanaman padi dari sesuatu yang mengganggu atau menghancurkan.

Mappalili merupakan ritual turun mengurung yang dipegang oleh masyarakat Sulawesi Selatan dan telah menjadi bagian dari budaya yang sudah diselenggarakan sejak lama. Mappali menjadi tanda untuk mulai menanam padi.

Ritual ini dilakukan untuk membuat daerah kosong yang akan ditanam bisa terjaga dan terhindar dari berbagai gangguan yang bisa mengurangi produksi.

Sulawesi Selatan dijadikan sebagai pintu masuk di kawasan timur Indonesia sehingga memiliki potensi dalam berbagai sektor yang cukup menjanjikan, seperti pengembangan manufaktur, investasi, pariwisata, hingga pengembangan sektor perikanan.

Hal tersebut membuat pertumbuhan ekonomi di wilayah ini cukup signifikan. Sektor wisata wilayah ini memiliki panorama yang elok sekaligus mengandung keunikan budaya. Bahkan beberapa tempat wisata sudah mendunia dan banyak dikunjungi.